BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk individu
tentu memiliki karakter yang unik, khas serta memiliki perbedaan antara satu
manusia dengan manusia lainya. perbedaan inilah yang kemudian menjadikanya
unik, karena tidak ada satupun manusia sekalipun mereka yang merupakan kembar
identik yang memiliki karakter yang sama. Karena beberapa karakter yang dapat
dipelajari dan dikembangkan menjadi sebuah pengetahuan bisanya hanyalah berupa
sebuah karakter-karakter yang bersifat umum yang ditemui ciri-ciri persamaanya
pada sekelompok manusia.
Beberapa fase
kehidupan yang dilewati oleh manusia selama hidupnya adalah lahir, kanak-kanak,
remaja, dewasa, dan lanjut usia. Salah satu fase yang memiliki rentang waktu
yang cukup panjang adalah fase dewasa. Seorang manusia dianggap telah memasuki
fase dewasa, apabila mereka telah mengalami ciri-ciri pubertas, ataupun dewasa
dari sisi intelektual dimana seseorang telah mencapai tingkat kematangan dalam
berpikir dan mengambil tindakan.
Dewasa tidaklah
dicapai secara instan, namun lebih kepada perkembangan dari berbagai
aspek-aspek lain baik fisik maupun psikis yang menjadi satu kesatuan dalam diri
setiap manusia. Aspek-aspek itu antara lain adalah aspek fisik, motorik,
intelektual, bahasa dan emosi.
1.2 Rumusan Masalah
Setiap pembuatan makalah tentu memiliki permasalahan yang akan
dibahas. Permasalahan yang kami angkat diantaranya:
1) Bagaimanakah
karakteristik perkembangan fisik pada orang dewasa?.
2) Bagaimanakah
karakteristik perkembangan motorik pada orang dewasa?.
3) Bagaimanakah
karakteristik perkembangan intelektual pada orang dewasa?.
4) Bagaimanakah
karakteristik perkembangan bahasa pada orang dewasa?.
5) Bagaimanakah
karakteristik perkembangan emosi pada orang dewasa?.
6) Apakah
permasalahan yang terkait dengan perkembangan orang dewasa dalam segi fisik,
motorik, intelektual, bahasa, dan emosi?.
1.3 Tujuan Penulisan
1) Untuk
mengetahui bagaimanakah karakteristik perkembangan fisik pada orang dewasa?
2) Untuk
mengetahui bagaimanakah karakteristik perkembangan motorik pada orang dewasa?
3) Untuk
mengetahui bagaimanakah karakteristik perkembangan intelektual pada orang
dewasa?
4) Untuk
mengetahui bagaimanakah karakteristik perkembangan bahasa pada orang dewasa?
5) Untuk
mengetahui bagaimanakah karakteristik perkembangan emosi pada orang dewasa?
6) Untuk
memahami permasalahan apa yang muncul dalam perkembangan fisik, motorik,
intelektual, bahasa, dan emosi pada orang dewasa serta mendapatkan solusi
terbaiknya.
BAB
II
ISI
Sebelum
menginjak lebih jauh pada perkembangan fisik orang dewasa, pertama-tama marilah
kita mengetahui terlebih dahulu batasan dari segmentasi orang-orang dewasa itu.
Setiap kebudayaan membuat perbedaan usia kapan seseorang mencapai status dewasa
secara resmi (Hurlock, 1980:246). Sedangkan menurut pemahaman dari kelompok
kami, seseorang dapat dikatakan dewasa apabila telah sampai pada suatu tahap
dimana dia telah mampu berpikir dan bertindak sesuai dengan tugas perkembangan
yang memang menjadi standar dari usianya tersebut.
Masa
dewasa merupakan salah satu tahap kehidupan terpanjang yang dialami oleh
manusia. Seperti menurut Elizabeth Hurlock dalam bukunya Psikologi
Perkembangan, masa dewasa terbagi atas 3 kelompok, yaitu masa dewasa dini
(kira-kira dimulai sejak umur 18 tahun hingga awal 40 tahunan), masa dewasa
madya (dimulai pada umur 40 tahunan hingga umur 60 tahunan), dan yang terakhir
adalah masa dewasa lanjut (yang dimulai pada umur 60 tahunan hingga seseorang
itu meninggal dunia).
2.1
Karakter Perkembangan Fisik Orang Dewasa
Pertumbuhan
dan perkembangan fisik manusia sejatinya dimulai sejak saat sel telur dan sel
sperma bertemu pada proses fertilisasi, dimana selanjutnya bekembang menjadi
zigote, morula, blastula, gastrula dan terus berkembang menjadi fetus atau
janin hingga akhirnya dilahirkan ke dunia sebagai individu baru. Proses pertumbuhan
dan perkembangan ini terus menerus berlangsung pada fase anak-anak hingga
remaja bahkan pada tahap awal masa dewasa dini (sekitar 18-24 tahun) fisik
orang dewasa masih terus melakukan proses tumbuh dan berkembang, seperti
tulang-belulang yang masih bisa bertambah tinggi, dan pada beberapa kasus
munculnya gigi geraham terakhir. Sesudah periode ini, biasanya pertumbuhan pada
orang dewasa akan berkurang dan akhirnya berhenti. Namun perkembangan fisik
pada orang dewasa masih terus berlangsung, baik organ-organ yang kasat mata
seperti raut wajah, maupun organ-organ yang tidak kasat mata seperti
organ-organ reproduksi yang berada pada kondisi paling prima untuk melakukan fungsi-fungsinya
pada masa dewasa dini ini.
Namun
memasuki akhir dari masa dewasa dini (sekitar 35-40) perkembangan fisik pada
manusia mulai melambat, hal ini terus berlangsung hingga pada saat memasuki
masa dewasa madya perkembangan fisik manusia mengalami pelambatan bahkan kemunduran.
Terutama pada wanita yang pada masa dewasa madya ini juga kebanyakan dari
mereka mengalami satu fase yang disebut menopause atau suatu fase dimana
organ-organ reproduksi mereka telah berhenti berfungsi begitu juga dengan
hormon-hormon yang mempengaruhi kerja dari organ-organ tersebut. sementara pria
tidak mengalami fase ini. Jadi sepanjang hidupnya organ-organ reproduksi pria
tetap berfungsi, begitu pula dengan hormon-hormon yang mempengaruhinya.
Sehingga mengapa pada usia yang sama, wanita cenderung terlihat lebih tua
daripada pria. Kemunduran perkembangan fisik manusia ini akan terus berjalan
hingga pada saat manusia tersebut meninggal dunia.
2.2 Karakter Motorik
Orang Dewasa
Faktor lainnya yang mempengaruhi perkembangan orang
dewasa adalah kemampuan motorik. Kemampuan motorik orang dewasa mencapai puncak
kekuatannya antara usia 20tahun sampai 30tahun. Kecepatan respons maksimal
terdapat antara usia 20tahun sampai 25tahun ,setelah itu kemampuan ini sedikit
demi sedikit menurun.
Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang
positif dengan kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik.Kondisi fisik
yang kuat dan kesehatan yang baik memungkinkan orang dewasa melatih
keterampilan-keterampilannya secara lebih baik.Disamping itu, orang dewasa yang
mempunyai kemampuan motorik yang baik cenderung akan dapat menyelesaikan dengan
baik pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik.
Dalam hal mempelajari keterampilan-keterampilan
motrik baru, orang dewasa yang berusia 20tahun, menunjukkan hasil yang lebih
baik dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam mendekati usia
setengah baya.
Dengan bekal
kemampuan motorik yang sangat baik, orang dewasa dapat melaksanakan
dengan baik kegiatan-kegiatan dalam lingkup tugas-tugas perkembangannya.Orang
dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang baik akan dengan cepat menguasai
keterampilan-keterampilan dalam berolahraga dan berkarya.Hal ini memudahkan
mereka untuk bergaul dan berkomunikasi baik dilingkungan masyarakat maupun
dilingkungan pekerjaan.
2.3
Karakter Perkembangan Intelektual Orang Dewasa
Puncak perkembangan intelek telah
tercapai pada masa adolesen.Beberapa ahli psikologi dan pengukuran menyatakan
bahwa pada masa dewasa muda tidak ada peningkatan IQ yang berarti,paling tinggi
pada masa ini hanya meningkat 5 point saja.Walaupun demikian,kualitas kemampuan
berpikir kelompok dewasa muda masih terus berkembang,lebih meluas atau
komprehensif dan mendalam. Keluasan dan kedalaman kemampuan berpikir ini sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan dan informasi yang dikuasai. Makin tinggi dan luas
ilmu,pengetahuan dan informasi yang dikuasai makin tinggi kualitas kemampun
berpikir seseorang.Perkembangan kekuatan dan kemampun intelektual ini berkaitan
erat dengan kesempatan dan kegiatan belajar yang diikuti pada masa dewasa
ini.Masa awl dewasa muda merupakan masa studi di perguruan tinggi,pada jenjang
Diploma,S1,S2,S3.Mereka yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi ,mempunyai
kesempatan untuk menambah ilmu dan pengetahuan serta meningkatkan kualitas
kemampuan berpikir.Berkenaan dengan kemampuan intelektual,Cattel and Horn
membedakan dua macam kecerdasan yaitu fluid intelligence dan crystallized
intelegence:meliputi proses memahami hubungan,pembentukan konsep-konsep, nalar
dan abstraksi,yang tidak banyak mendapatkan pengaruh dari pendidikan dan
kebudayaan,sedangkan crystallized intelegence berkaitan dengan penguasaan dan
kecakapan-kecakapan khusus yang telah dipelajari.Crystallized intelegence
tergantung pada latar belakang budaya dan pendidikan.
Schaine mengemukakan bahwa perkembangan
kognitif merupakan transisi dari ‘apa yang ingin saya ketahui’ (what I need to
know)yang merupakan penguasaan keterampilan berpikir pada masa anak dan
remaja,lalu setelah itu menjadi ‘bagaimana sebaiknya saya menggunakan apa yang
telah saya ketahui ‘(how should I use what I know)yang merupakan integrasi
keterampilan berpikir pada kerangka kehidupan praktis kemudian menjadi ‘mengapa
saya perlu tahu ‘ (why should I know) yang merupakan pencarian tujuan dan makna
yang berpuncak pada dikuasainya “kebijaksanaan” (wisdom) pada usia tua.
|
|
|
|
|
Gambar
1
Tahap-Tahap
perkembangan intelektual menurut Schaine.
2.4 Karakter
Perkembangan Bahasa Orang Dewasa
Ada beberapa tahap perkembangan bahasa secara
universal:
1. Bahasa Awal
Tahap awal perkembangan bahasa dimulai sejak lahir.
Pada bayi yang baru lahir sudah menunjukan gerakan-gerakan tubuh yang sangat
halus sebagai atas respon yang didengarnya sebagai respon kepada ucapan-ucapan,
dan gerakan mereka menjadi beragam sesuai ikatan suara dan kata-kata dari
ucapan tersebut.
2. Tahap
pralinguistik
Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam
bentuk ocehan yang mempunyai fungsi komunikatif, sebagai reaksi terhadap orang
lain yang mencari kontak verbal dengan anak tersebut atau sebaliknya (Monks,
1989:137)
3. Pengucapan
satu-kata
Pada usia sekitar satu tahun anak mulai memproduksi
kata tunggal untuk mengekspresikan seluruh kalimat.
4. Pengucapan
dua-kata
Pada usia 1-2 tahun seorang anak sudah mulai
mengucapkan dua kata secara bersamaan dan bahasa mereka menunjukan struktur
tertentu.
5. Pengembangan
gramatika
Diusia dua sampai tiga tahun anak mulai meletekan tiga
atau lebih kata secara bersamaan.
6. Mendekati
gramatika orang dewasa
Anak pada usia 5-9 tahun sudah menguasai perkembangan
bahasa yang cukup kompleks, namun belum mampu menyusun kalimat pasif yang kompleks.
7. Tahap
kompetensi lengkap
Pada usia
11-dewasa pembendaharaan kata semakin meningkat, sehingga kecapakan
berkomunikasi semakin baik dan fasih.
Perkembangan
bahasa orang dewasa tidak lagi sepanjang atau sebanyak perkembangan bahasa anak-anak
yang mengalami tujuh tahap perkembangan.
Mungkin disini orang dewasa lebih berperan sebagai orang yang
mensukseskan pekembngan bahasa pada anak.
Perkembangan
yang terjadi mungkin saja hanya teletak pembendaharaan kata-kata intelektual
yang lebih banyak dari pada anak-anak. Penggunaan bahasa yang baik dan benar
disesuaikan dengan pengontrolan emosi orang dewasa itu sendiri.
2.5
Karakter Perkembangan Emosi Orang Dewasa
Perkembangan
emosi pada orang dewasa juga kami klasifikasikan menjadi 3 golongan, yaitu
perkembangan emosi pada kelompok dewasa dini, kelompokn dewasa madya dan juga
kelompok dewasa lanjut. Perkembangan emosi pada kelompok dewasa dini (sekitar
18-40 tahun) terutama pada orang-orang yang baru memasuki fase ini (18-25
tahunan) dimana mereka baru saja beranjak dari masa remaja mereka, tentu saja
perkembangan emosi mereka pun masih terbawa dari fase remaja mereka yang
dikenal memiliki emosi yang tidak stabil. Pada beberapa orang, ada yang mampu
menyesuaikan diri dengan cepat, sehingga pada fase awal dewasa dini mereka
telah mampu menguasai stabilitas emosi mereka. Namun ada juga beberapa dari
mereka yang tidak mampu menyesuaikan emosi mereka, sehingga pada pertengahan
masa dewasa dini (sekitar 30 tahunan) masih ada beberapa diantara mereka yang
memiliki ketidakstabilan emosi, terutama dalam menjalani masalah-masalah hidup
yang mereka sulit dipecahkan.
Terdapat keterkaitan antara
perkembangan emosi pada saat mereka kanak-kanak, remaja dengang perkembangan
emosi mereka pada saat telah dewasa. Orang tua yang tidak membiasakan sejak
dini anaknya untuk berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri dan terlalu
memanjakanya, tentu saja akan membawa dampak terhadap perkembangan emosi
orang-orang ini pada saat dewasa.
2.6
Contoh Kasus
Pada makalah ini,
kelompok kami akan membahas mengenai permasalahan Alterina Hofan yang sempat
menjadi pembicaraan hangat publik di Indonesia beberapa waktu ke belakang.
Alterina
Hofan, yang biasa dipanggil Alter ini merupakan seorang pria pengidap sindrom
klinefelter yang lahir di Jayapura, Papua 33 tahun yang lalu ini, sekitar tahun
2011 sempat membuat kehebohan di masyarakat indonesia karena berseteru dengan
orang tua dari Jane Deiviyanti Hadipoespito yang berarti adalah mertuanya
sendiri. Alter dituduh memalsukan identitasnya pada saat menikahi Jane. Alter
dituduh adalah seorang wanita yang melakukan transgender menjadi seorang pria.
Tuduhan lain yang muncul adalah motif Alter menikahi gadis tuna rungu ini
adalah motif harta dan lainya. dan kasus inipun mendapatkan perhatian cukup
banyak di dunia maya. Hal ini terbuti dari banyaknya dukungan yang mengalir
kepada mereka yang berupa “gerakan peduli Alter&Jane” yang dibuat di salah
satu situs jejaring sosial paling populer.
Sindrom
klinefelter yang diderita oleh Alter adalah salah satu penyakit yang tidak umum
di Indonesia, mungkin tidak seperti penyakit kelainan genetik yang lainya
semisal sindrom down. Pada 700 kelahiran di seluruh dunia hanya terdapat 1
penderita sindrom ini.
Sindrom
ini merupakan penyakit kelainan genetik, dimana pada manusia normal memiliki 44
kromosom somatis+ 2 kromosom kelamin, maka pada penderita sindrom ini,
penderitanya terlahir dengan 47 kromosom (3 kromosom kelamin, biasanya berupa
xxy).
Penyebab
sindrom ini adalah peristiwa gagal berpisahnya kromosom kelamin, pada saat
pembelahan meiosis, jadi pada penderita sindrom ini, mereka akan hidup dengan
memiliki beberapa ciri-ciri kewanitaan.
Begitupun
dengan Alter, yang pada saat lahir dikira berkelamin wanita, namun dalam
perjalananya, dia merasa bahwa eksitensinya sebagai seorang wanita tidak sesuai
baginya, sehingga pada 2006 dia melakukan operasi pengangkatan payudaranya, dan
pada 2010 menikah dengan Jane yang merupakan putri salah seorang pendiri
Universitas Bina Nusantara.
Permasalahan
yang telah kami paparkan sebelumnya menurut kami memang cukup rumit. Menurut
kami ini dikarenakan kelainan yang diderita alter memang sangat langka di
Indonesia, sehingga masih banyak orang awam yang kurang mengerti karakteristik
kelainan ini maka akan menyangka alter adalah seorang transgender. Kurangnya
edukasi di masyarakat umum dari kalangan petugas kesehatan menurut kami adalah
pangkal dari ketidaktahuan masyarakat terhadap kelainan ini. Selain itu kaum
akademisi, dalam hal ini para guru yang menerangkan mata pelajaran yang terkait
dengan manusia (biologi) pun terkesan hanya terpusat pada teori semata dan
jarang memberikan contoh langsung.
Apapun
itu, menurut kami permasalahan antara alter, jane dan orang tua jane adalah
masalah keluarga yang seharusnya tidak perlu diumbar ke publik melalui media
massa maupun jejaring sosial. Sikap jane yang berlebihan sampai mengumbar
keburukan orang tuanya di jejaring sosial dapat menjadi contoh buruk bagi orang
lain, karena kami meyakini sebagai orang tua, keluarga Hadipoespito pun pasti
menginginkan hal yang terbaik bagi anak-anaknya. Namun, sebagai orang tua pun
keluarga Hadipoepito pun harusnya dapat bersabar dalam menghadapi permasalahan
anaknya, karena jalur hukum bukanlah pilihan terbaik terutama dalam menyelesaikan
masalah keluarga, sebagai orang tua seharusnya mereka mencontohkan kesabaran kepada anak-anak
mereka.
2.7
Solusi
Setelah kami
menganalisis contoh kasus yang kami angkat, kelompok kami menawarkan beberapa
solusi untuk menghadapi kasus diatas agar tidak terulang kembali, diantaranya
adalah
1) Meyakini
bahwa keadaan seseorang yang dibawanya sejak lahir, baik sempurna maupun tidak
adalah kehendak yang Maha Kuasa, sehingga kita sebagai manusia hanya mampu
untuk dengan ikhlas bersabar dan menerima keadaan yang telah ditakdirkan
tersebut.
2) Mengedukasi
masyarakat umum dan orang tua penderita kelainan tersebut secara maksimal
mengenai kelainan-kelainan genetika yang mungkin muncul dalam diri manusia,
dengan harapan tidak terjadi lagi kesalah pahaman yang muncul mengenai kondisi
yang sebenarnya terjadi.
3) Solusi
khusus bagi permasalahan yang kami paparkan diatas adalah sebaiknya keluarga
Hadipoespito lebih bersabar dalam menghadapi kasus putrinya, karena menurut
kami jalur hukum bukanlah jalan keluar terbaik, terutama bagi permasalahan
keluarga.
BAB
III
KESIMPULAN
1. Memasuki
akhir dari masa dewasa dini (sekitar 35-40) perkembangan fisik pada manusia
mulai melambat, hal ini terus berlangsung hingga pada saat memasuki masa dewasa
madya perkembangan fisik manusia mengalami pelambatan bahkan kemunduran.
2. Perkembangan
bahasa orang dewasa tidak lagi sepanjang atau sebanyak perkembangan bahasa
anak-anak yang mengalami tujuh tahap perkembangan. Mungkin disini orang dewasa lebih berperan
sebagai orang yang mensukseskan pekembngan bahasa pada anak.
3. Kemampuan
motorik orang dewasa mencapai puncak kekuatannya antara usia 20tahun sampai
30tahun. Kecepatan respons maksimal terdapat antara usia 20tahun sampai 25tahun
,setelah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit menurun.
4. Puncak
perkembangan intelek telah tercapai pada masa adolesen.Beberapa ahli psikologi
dan pengukuran menyatakan bahwa pada masa dewasa muda tidak ada peningkatan IQ
yang berarti,paling tinggi pada masa ini hanya meningkat 5 point saja.Walaupun
demikian,kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda masih terus
berkembang,lebih meluas atau komprehensif dan mendalam. Keluasan dan kedalaman
kemampuan berpikir ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan informasi yang
dikuasai.
5. Perkembangan
emosi pada orang dewasa juga kami klasifikasikan menjadi 3 golongan, yaitu
perkembangan emosi pada kelompok dewasa dini, kelompokn dewasa madya dan juga
kelompok dewasa lanjut. Perkembangan emosi pada kelompok dewasa dini (sekitar
18-40 tahun) terutama pada orang-orang yang baru memasuki fase ini (18-25
tahunan) dimana mereka baru saja beranjak dari masa remaja mereka, tentu saja
perkembangan emosi mereka pun masih terbawa dari fase remaja mereka yang
dikenal memiliki emosi yang tidak stabil.
6. Sindrom
klinefelter yang diderita oleh Alter adalah salah satu penyakit yang tidak umum
di Indonesia, mungkin tidak seperti penyakit kelainan genetik yang lainya
semisal sindrom down. Pada 700 kelahiran di seluruh dunia hanya terdapat 1
penderita sindrom ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Ekman, Paul. (2007). Membaca Emosi Orang, Jogjakarta:
Penerbit Think
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,
Jakarta:Erlangga
Makmun, A.S. (1996). Psikologi Kependidikan; Perangkat Sistem Pengajaran Modul, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Najati, M.U. (2008). The Ultimate
Psychology, Bandung: Pustaka Hidayah
Rezain, O. (2011). Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa.
Sumardi. (2003). Perkembangan Peserta didik, Jakarta: Universitas Terbuka
Owain.(2011). Karakteristik perkembangan orang dewasa.http://owrezain.blogspot.com/2011/12/karakteristik-perkembangan-orang-dewasa.html.
[03
Oktober 2012] [online].
__________. (2010). Kemampuan Orang Dewasa Fisik, Intelektual,
Emosional, Spiritual.
http://azee.student.umm.ac.id/2010/02/04/manusia-dewasa-fisik-intelektual-emosional-spiritual/ [02 Oktober 2012] [online].
__________. (2009). Perkembangan Fisik Masa Dewasa Akhir).
http://www.psikologizone.com/perkembangan-fisik-masa-dewasa-akhir/06511421 [04 Oktober 2012] [online].
_______. (2010). Alterina Hofan Pemalsu Jenis Kelamin. : http://pakarbisnisonline.blogspot.com/2010/05/alterina-hofan-pemalsu-jenis-kelamin.html[05 Oktober 2012] [online].
________. (2010). Biografi Alterina Hofan. http://biografi.gudangmateri.com/2010/05/biografi-alterina-hofan.html [04 Oktober 2012] [online].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar