Selasa, 01 Januari 2013

perkembangan karakteristik fisik, psikomotorik, bahasa, intelektual, dan emosi orang dewasa



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk individu tentu memiliki karakter yang unik, khas serta memiliki perbedaan antara satu manusia dengan manusia lainya. perbedaan inilah yang kemudian menjadikanya unik, karena tidak ada satupun manusia sekalipun mereka yang merupakan kembar identik yang memiliki karakter yang sama. Karena beberapa karakter yang dapat dipelajari dan dikembangkan menjadi sebuah pengetahuan bisanya hanyalah berupa sebuah karakter-karakter yang bersifat umum yang ditemui ciri-ciri persamaanya pada sekelompok manusia.
Beberapa fase kehidupan yang dilewati oleh manusia selama hidupnya adalah lahir, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Salah satu fase yang memiliki rentang waktu yang cukup panjang adalah fase dewasa. Seorang manusia dianggap telah memasuki fase dewasa, apabila mereka telah mengalami ciri-ciri pubertas, ataupun dewasa dari sisi intelektual dimana seseorang telah mencapai tingkat kematangan dalam berpikir dan mengambil tindakan.
Dewasa tidaklah dicapai secara instan, namun lebih kepada perkembangan dari berbagai aspek-aspek lain baik fisik maupun psikis yang menjadi satu kesatuan dalam diri setiap manusia. Aspek-aspek itu antara lain adalah aspek fisik, motorik, intelektual, bahasa dan emosi.
1.2  Rumusan Masalah
Setiap pembuatan makalah tentu memiliki permasalahan yang akan dibahas. Permasalahan yang kami angkat diantaranya:
1)      Bagaimanakah karakteristik perkembangan fisik pada orang dewasa?.
2)      Bagaimanakah karakteristik perkembangan motorik pada orang dewasa?.
3)      Bagaimanakah karakteristik perkembangan intelektual pada orang dewasa?.
4)      Bagaimanakah karakteristik perkembangan bahasa pada orang dewasa?.
5)      Bagaimanakah karakteristik perkembangan emosi pada orang dewasa?.
6)      Apakah permasalahan yang terkait dengan perkembangan orang dewasa dalam segi fisik, motorik, intelektual, bahasa, dan emosi?.
1.3  Tujuan Penulisan
1)      Untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik perkembangan fisik pada orang dewasa?
2)      Untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik perkembangan motorik pada orang dewasa?
3)      Untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik perkembangan intelektual pada orang dewasa?
4)      Untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik perkembangan bahasa pada orang dewasa?
5)      Untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik perkembangan emosi pada orang dewasa?
6)      Untuk memahami permasalahan apa yang muncul dalam perkembangan fisik, motorik, intelektual, bahasa, dan emosi pada orang dewasa serta mendapatkan solusi terbaiknya.



















BAB II
ISI

            Sebelum menginjak lebih jauh pada perkembangan fisik orang dewasa, pertama-tama marilah kita mengetahui terlebih dahulu batasan dari segmentasi orang-orang dewasa itu. Setiap kebudayaan membuat perbedaan usia kapan seseorang mencapai status dewasa secara resmi (Hurlock, 1980:246). Sedangkan menurut pemahaman dari kelompok kami, seseorang dapat dikatakan dewasa apabila telah sampai pada suatu tahap dimana dia telah mampu berpikir dan bertindak sesuai dengan tugas perkembangan yang memang menjadi standar dari usianya tersebut.
            Masa dewasa merupakan salah satu tahap kehidupan terpanjang yang dialami oleh manusia. Seperti menurut Elizabeth Hurlock dalam bukunya Psikologi Perkembangan, masa dewasa terbagi atas 3 kelompok, yaitu masa dewasa dini (kira-kira dimulai sejak umur 18 tahun hingga awal 40 tahunan), masa dewasa madya (dimulai pada umur 40 tahunan hingga umur 60 tahunan), dan yang terakhir adalah masa dewasa lanjut (yang dimulai pada umur 60 tahunan hingga seseorang itu meninggal dunia).
2.1 Karakter Perkembangan Fisik Orang Dewasa
            Pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia sejatinya dimulai sejak saat sel telur dan sel sperma bertemu pada proses fertilisasi, dimana selanjutnya bekembang menjadi zigote, morula, blastula, gastrula dan terus berkembang menjadi fetus atau janin hingga akhirnya dilahirkan ke dunia sebagai individu baru. Proses pertumbuhan dan perkembangan ini terus menerus berlangsung pada fase anak-anak hingga remaja bahkan pada tahap awal masa dewasa dini (sekitar 18-24 tahun) fisik orang dewasa masih terus melakukan proses tumbuh dan berkembang, seperti tulang-belulang yang masih bisa bertambah tinggi, dan pada beberapa kasus munculnya gigi geraham terakhir. Sesudah periode ini, biasanya pertumbuhan pada orang dewasa akan berkurang dan akhirnya berhenti. Namun perkembangan fisik pada orang dewasa masih terus berlangsung, baik organ-organ yang kasat mata seperti raut wajah, maupun organ-organ yang tidak kasat mata seperti organ-organ reproduksi yang berada pada kondisi paling prima untuk melakukan fungsi-fungsinya  pada masa dewasa dini ini.
            Namun memasuki akhir dari masa dewasa dini (sekitar 35-40) perkembangan fisik pada manusia mulai melambat, hal ini terus berlangsung hingga pada saat memasuki masa dewasa madya perkembangan fisik manusia mengalami pelambatan bahkan kemunduran. Terutama pada wanita yang pada masa dewasa madya ini juga kebanyakan dari mereka mengalami satu fase yang disebut menopause atau suatu fase dimana organ-organ reproduksi mereka telah berhenti berfungsi begitu juga dengan hormon-hormon yang mempengaruhi kerja dari organ-organ tersebut. sementara pria tidak mengalami fase ini. Jadi sepanjang hidupnya organ-organ reproduksi pria tetap berfungsi, begitu pula dengan hormon-hormon yang mempengaruhinya. Sehingga mengapa pada usia yang sama, wanita cenderung terlihat lebih tua daripada pria. Kemunduran perkembangan fisik manusia ini akan terus berjalan hingga pada saat manusia tersebut meninggal dunia.
2.2 Karakter Motorik Orang Dewasa
Faktor lainnya yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa adalah kemampuan motorik. Kemampuan motorik orang dewasa mencapai puncak kekuatannya antara usia 20tahun sampai 30tahun. Kecepatan respons maksimal terdapat antara usia 20tahun sampai 25tahun ,setelah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit menurun.
Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik.Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan-keterampilannya secara lebih baik.Disamping itu, orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang baik cenderung akan dapat menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik.     
Dalam hal mempelajari keterampilan-keterampilan motrik baru, orang dewasa yang berusia 20tahun, menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam mendekati usia setengah baya.
Dengan bekal  kemampuan motorik yang sangat baik, orang dewasa dapat melaksanakan dengan baik kegiatan-kegiatan dalam lingkup tugas-tugas perkembangannya.Orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang baik akan dengan cepat menguasai keterampilan-keterampilan dalam berolahraga dan berkarya.Hal ini memudahkan mereka untuk bergaul dan berkomunikasi baik dilingkungan masyarakat maupun dilingkungan pekerjaan.                                                                                                                                   

2.3 Karakter Perkembangan Intelektual Orang Dewasa
Puncak perkembangan intelek telah tercapai pada masa adolesen.Beberapa ahli psikologi dan pengukuran menyatakan bahwa pada masa dewasa muda tidak ada peningkatan IQ yang berarti,paling tinggi pada masa ini hanya meningkat 5 point saja.Walaupun demikian,kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda masih terus berkembang,lebih meluas atau komprehensif dan mendalam. Keluasan dan kedalaman kemampuan berpikir ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan informasi yang dikuasai. Makin tinggi dan luas ilmu,pengetahuan dan informasi yang dikuasai makin tinggi kualitas kemampun berpikir seseorang.Perkembangan kekuatan dan kemampun intelektual ini berkaitan erat dengan kesempatan dan kegiatan belajar yang diikuti pada masa dewasa ini.Masa awl dewasa muda merupakan masa studi di perguruan tinggi,pada jenjang Diploma,S1,S2,S3.Mereka yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi ,mempunyai kesempatan untuk menambah ilmu dan pengetahuan serta meningkatkan kualitas kemampuan berpikir.Berkenaan dengan kemampuan intelektual,Cattel and Horn membedakan dua macam kecerdasan yaitu fluid intelligence dan crystallized intelegence:meliputi proses memahami hubungan,pembentukan konsep-konsep, nalar dan abstraksi,yang tidak banyak mendapatkan pengaruh dari pendidikan dan kebudayaan,sedangkan crystallized intelegence berkaitan dengan penguasaan dan kecakapan-kecakapan khusus yang telah dipelajari.Crystallized intelegence tergantung pada latar belakang budaya dan pendidikan.
Schaine mengemukakan bahwa perkembangan kognitif merupakan transisi dari ‘apa yang ingin saya ketahui’ (what I need to know)yang merupakan penguasaan keterampilan berpikir pada masa anak dan remaja,lalu setelah itu menjadi ‘bagaimana sebaiknya saya menggunakan apa yang telah saya ketahui ‘(how should I use what I know)yang merupakan integrasi keterampilan berpikir pada kerangka kehidupan praktis kemudian menjadi ‘mengapa saya perlu tahu ‘ (why should I know) yang merupakan pencarian tujuan dan makna yang berpuncak pada dikuasainya “kebijaksanaan” (wisdom) pada usia tua.








Tanggung  Jawab
 
Reintegrasi
 
Penguasaan
 
Eksekutif
 
Pemerolehan
 
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       


             
Gambar 1
Tahap-Tahap perkembangan intelektual menurut Schaine.

2.4 Karakter Perkembangan Bahasa Orang Dewasa
Ada beberapa tahap perkembangan bahasa secara universal:
1.        Bahasa Awal
Tahap awal perkembangan bahasa dimulai sejak lahir. Pada bayi yang baru lahir sudah menunjukan gerakan-gerakan tubuh yang sangat halus sebagai atas respon yang didengarnya sebagai respon kepada ucapan-ucapan, dan gerakan mereka menjadi beragam sesuai ikatan suara dan kata-kata dari ucapan tersebut.
2.        Tahap pralinguistik
Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai fungsi komunikatif, sebagai reaksi terhadap orang lain yang mencari kontak verbal dengan anak tersebut atau sebaliknya (Monks, 1989:137)
3.        Pengucapan satu-kata
Pada usia sekitar satu tahun anak mulai memproduksi kata tunggal untuk mengekspresikan seluruh kalimat.
4.        Pengucapan dua-kata
Pada usia 1-2 tahun seorang anak sudah mulai mengucapkan dua kata secara bersamaan dan bahasa mereka menunjukan struktur tertentu.
5.        Pengembangan gramatika
Diusia dua sampai tiga tahun anak mulai meletekan tiga atau lebih kata secara bersamaan.
6.        Mendekati gramatika orang dewasa
Anak pada usia 5-9 tahun sudah menguasai perkembangan bahasa yang cukup kompleks, namun belum mampu menyusun kalimat pasif yang kompleks.
7.        Tahap kompetensi lengkap
Pada usia 11-dewasa pembendaharaan kata semakin meningkat, sehingga kecapakan berkomunikasi semakin baik dan fasih.
Perkembangan bahasa orang dewasa tidak lagi sepanjang atau sebanyak perkembangan bahasa anak-anak yang mengalami tujuh tahap perkembangan.  Mungkin disini orang dewasa lebih berperan sebagai orang yang mensukseskan pekembngan bahasa pada anak.
Perkembangan yang terjadi mungkin saja hanya teletak pembendaharaan kata-kata intelektual yang lebih banyak dari pada anak-anak. Penggunaan bahasa yang baik dan benar disesuaikan dengan pengontrolan emosi orang dewasa itu sendiri.  

2.5 Karakter Perkembangan Emosi Orang Dewasa
            Perkembangan emosi pada orang dewasa juga kami klasifikasikan menjadi 3 golongan, yaitu perkembangan emosi pada kelompok dewasa dini, kelompokn dewasa madya dan juga kelompok dewasa lanjut. Perkembangan emosi pada kelompok dewasa dini (sekitar 18-40 tahun) terutama pada orang-orang yang baru memasuki fase ini (18-25 tahunan) dimana mereka baru saja beranjak dari masa remaja mereka, tentu saja perkembangan emosi mereka pun masih terbawa dari fase remaja mereka yang dikenal memiliki emosi yang tidak stabil. Pada beberapa orang, ada yang mampu menyesuaikan diri dengan cepat, sehingga pada fase awal dewasa dini mereka telah mampu menguasai stabilitas emosi mereka. Namun ada juga beberapa dari mereka yang tidak mampu menyesuaikan emosi mereka, sehingga pada pertengahan masa dewasa dini (sekitar 30 tahunan) masih ada beberapa diantara mereka yang memiliki ketidakstabilan emosi, terutama dalam menjalani masalah-masalah hidup yang mereka sulit dipecahkan.
            Terdapat keterkaitan antara perkembangan emosi pada saat mereka kanak-kanak, remaja dengang perkembangan emosi mereka pada saat telah dewasa. Orang tua yang tidak membiasakan sejak dini anaknya untuk berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri dan terlalu memanjakanya, tentu saja akan membawa dampak terhadap perkembangan emosi orang-orang ini pada saat dewasa.
2.6 Contoh Kasus
            Pada makalah ini, kelompok kami akan membahas mengenai permasalahan Alterina Hofan yang sempat menjadi pembicaraan hangat publik di Indonesia beberapa waktu ke belakang.
            Alterina Hofan, yang biasa dipanggil Alter ini merupakan seorang pria pengidap sindrom klinefelter yang lahir di Jayapura, Papua 33 tahun yang lalu ini, sekitar tahun 2011 sempat membuat kehebohan di masyarakat indonesia karena berseteru dengan orang tua dari Jane Deiviyanti Hadipoespito yang berarti adalah mertuanya sendiri. Alter dituduh memalsukan identitasnya pada saat menikahi Jane. Alter dituduh adalah seorang wanita yang melakukan transgender menjadi seorang pria. Tuduhan lain yang muncul adalah motif Alter menikahi gadis tuna rungu ini adalah motif harta dan lainya. dan kasus inipun mendapatkan perhatian cukup banyak di dunia maya. Hal ini terbuti dari banyaknya dukungan yang mengalir kepada mereka yang berupa “gerakan peduli Alter&Jane” yang dibuat di salah satu situs jejaring sosial paling populer.
            Sindrom klinefelter yang diderita oleh Alter adalah salah satu penyakit yang tidak umum di Indonesia, mungkin tidak seperti penyakit kelainan genetik yang lainya semisal sindrom down. Pada 700 kelahiran di seluruh dunia hanya terdapat 1 penderita sindrom ini.
            Sindrom ini merupakan penyakit kelainan genetik, dimana pada manusia normal memiliki 44 kromosom somatis+ 2 kromosom kelamin, maka pada penderita sindrom ini, penderitanya terlahir dengan 47 kromosom (3 kromosom kelamin, biasanya berupa xxy).
            Penyebab sindrom ini adalah peristiwa gagal berpisahnya kromosom kelamin, pada saat pembelahan meiosis, jadi pada penderita sindrom ini, mereka akan hidup dengan memiliki beberapa ciri-ciri kewanitaan.
            Begitupun dengan Alter, yang pada saat lahir dikira berkelamin wanita, namun dalam perjalananya, dia merasa bahwa eksitensinya sebagai seorang wanita tidak sesuai baginya, sehingga pada 2006 dia melakukan operasi pengangkatan payudaranya, dan pada 2010 menikah dengan Jane yang merupakan putri salah seorang pendiri Universitas Bina Nusantara.
            Permasalahan yang telah kami paparkan sebelumnya menurut kami memang cukup rumit. Menurut kami ini dikarenakan kelainan yang diderita alter memang sangat langka di Indonesia, sehingga masih banyak orang awam yang kurang mengerti karakteristik kelainan ini maka akan menyangka alter adalah seorang transgender. Kurangnya edukasi di masyarakat umum dari kalangan petugas kesehatan menurut kami adalah pangkal dari ketidaktahuan masyarakat terhadap kelainan ini. Selain itu kaum akademisi, dalam hal ini para guru yang menerangkan mata pelajaran yang terkait dengan manusia (biologi) pun terkesan hanya terpusat pada teori semata dan jarang memberikan contoh langsung.
            Apapun itu, menurut kami permasalahan antara alter, jane dan orang tua jane adalah masalah keluarga yang seharusnya tidak perlu diumbar ke publik melalui media massa maupun jejaring sosial. Sikap jane yang berlebihan sampai mengumbar keburukan orang tuanya di jejaring sosial dapat menjadi contoh buruk bagi orang lain, karena kami meyakini sebagai orang tua, keluarga Hadipoespito pun pasti menginginkan hal yang terbaik bagi anak-anaknya. Namun, sebagai orang tua pun keluarga Hadipoepito pun harusnya dapat bersabar dalam menghadapi permasalahan anaknya, karena jalur hukum bukanlah pilihan terbaik terutama dalam menyelesaikan masalah keluarga, sebagai orang tua seharusnya mereka  mencontohkan kesabaran kepada anak-anak mereka.

2.7 Solusi
            Setelah kami menganalisis contoh kasus yang kami angkat, kelompok kami menawarkan beberapa solusi untuk menghadapi kasus diatas agar tidak terulang kembali, diantaranya adalah
1)      Meyakini bahwa keadaan seseorang yang dibawanya sejak lahir, baik sempurna maupun tidak adalah kehendak yang Maha Kuasa, sehingga kita sebagai manusia hanya mampu untuk dengan ikhlas bersabar dan menerima keadaan yang telah ditakdirkan tersebut.
2)      Mengedukasi masyarakat umum dan orang tua penderita kelainan tersebut secara maksimal mengenai kelainan-kelainan genetika yang mungkin muncul dalam diri manusia, dengan harapan tidak terjadi lagi kesalah pahaman yang muncul mengenai kondisi yang sebenarnya terjadi.
3)      Solusi khusus bagi permasalahan yang kami paparkan diatas adalah sebaiknya keluarga Hadipoespito lebih bersabar dalam menghadapi kasus putrinya, karena menurut kami jalur hukum bukanlah jalan keluar terbaik, terutama bagi permasalahan keluarga.



BAB III
KESIMPULAN

1.      Memasuki akhir dari masa dewasa dini (sekitar 35-40) perkembangan fisik pada manusia mulai melambat, hal ini terus berlangsung hingga pada saat memasuki masa dewasa madya perkembangan fisik manusia mengalami pelambatan bahkan kemunduran.
2.      Perkembangan bahasa orang dewasa tidak lagi sepanjang atau sebanyak perkembangan bahasa anak-anak yang mengalami tujuh tahap perkembangan.  Mungkin disini orang dewasa lebih berperan sebagai orang yang mensukseskan pekembngan bahasa pada anak.
3.      Kemampuan motorik orang dewasa mencapai puncak kekuatannya antara usia 20tahun sampai 30tahun. Kecepatan respons maksimal terdapat antara usia 20tahun sampai 25tahun ,setelah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit menurun.
4.      Puncak perkembangan intelek telah tercapai pada masa adolesen.Beberapa ahli psikologi dan pengukuran menyatakan bahwa pada masa dewasa muda tidak ada peningkatan IQ yang berarti,paling tinggi pada masa ini hanya meningkat 5 point saja.Walaupun demikian,kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda masih terus berkembang,lebih meluas atau komprehensif dan mendalam. Keluasan dan kedalaman kemampuan berpikir ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan informasi yang dikuasai.
5.      Perkembangan emosi pada orang dewasa juga kami klasifikasikan menjadi 3 golongan, yaitu perkembangan emosi pada kelompok dewasa dini, kelompokn dewasa madya dan juga kelompok dewasa lanjut. Perkembangan emosi pada kelompok dewasa dini (sekitar 18-40 tahun) terutama pada orang-orang yang baru memasuki fase ini (18-25 tahunan) dimana mereka baru saja beranjak dari masa remaja mereka, tentu saja perkembangan emosi mereka pun masih terbawa dari fase remaja mereka yang dikenal memiliki emosi yang tidak stabil.
6.      Sindrom klinefelter yang diderita oleh Alter adalah salah satu penyakit yang tidak umum di Indonesia, mungkin tidak seperti penyakit kelainan genetik yang lainya semisal sindrom down. Pada 700 kelahiran di seluruh dunia hanya terdapat 1 penderita sindrom ini.


DAFTAR PUSTAKA

Ekman, Paul. (2007). Membaca Emosi Orang, Jogjakarta: Penerbit Think
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta:Erlangga
Makmun, A.S. (1996). Psikologi Kependidikan; Perangkat Sistem Pengajaran Modul, Bandung: Remaja Rosdakarya
Najati, M.U. (2008). The Ultimate Psychology, Bandung: Pustaka Hidayah
Rezain, O. (2011). Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa.
Sumardi. (2003). Perkembangan Peserta didik, Jakarta: Universitas Terbuka
Owain.(2011). Karakteristik perkembangan orang dewasa.http://owrezain.blogspot.com/2011/12/karakteristik-perkembangan-orang-dewasa.html. [03 Oktober 2012] [online].
__________. (2010). Kemampuan Orang Dewasa Fisik, Intelektual, Emosional, Spiritual.
__________. (2009). Perkembangan Fisik Masa Dewasa Akhir).
_______. (2010). Alterina Hofan Pemalsu Jenis Kelamin. : http://pakarbisnisonline.blogspot.com/2010/05/alterina-hofan-pemalsu-jenis-kelamin.html[05 Oktober 2012] [online].
________. (2010). Biografi Alterina Hofan. http://biografi.gudangmateri.com/2010/05/biografi-alterina-hofan.html  [04 Oktober 2012] [online].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar