Pada hari selasa, tanggal 01
Januari 2013 saya menyaksikan tayangan berita di salah satu televisi swasta
Indonesia yang kebetulan membahas tentang prestasi anak-anak Indonesia di luar
negeri khususnya Amerika Serikat, sampailah pada sosok Hartadinata Harianto.
Sosok generasi muda Indonesia yang sungguh luar biasa, bagaimana tidak, di
usianya yang baru 18 tahun dia telah mengukir banyak prestasi, terutam di
bidang akademis.
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
Seperti yang dikutip dari
detik.com berikut ini
Jakarta- Usianya masih 18 tahun,
namun Hartadinata Harianto sudah menginjak semester 5 di Stony Brook
University, New York, Amerika Serikat. Di saat teman sebayanya masih
menyelesaikan SMA. Harta memang mengalami akselarasi jenjang pendidikan karena
kemampuanya yang diatas rata-rata. Apa sih rahasianya?
Saat berbincang dengan detik.com,
kamis (27/12/2012). Harta sudah
bersekolah di AS sejak kelas 3 SD karena mengikuti keluarganya yang berasala
dari Surabaya pindah ke AS. Dia sudah mendapatkan beasiswa sejak SMA, SMA di AS
yang normalnya 4 tahun, ditempuh hanya
dalam 2 tahun saja di Bard High School Early College, sekolah khusus percepatan
dan favorit di New York.
Tak Cuma itu, Harta mendapatkan
beasiswa penuh dari yayasan Bill&Melinda Gates selama bersekolah SMA di
Bard College. Padahal, tak mudah menjadi siswa disana. Harta harus bersaing
dengan 6 ribu-8ribu calon siswa cerdas lainya yang disaring hanya menjadi 150
siswa.
Setelah sekolah selama 2 tahun,
dia mendapat gelar Associate Degree (di Indonesia setara D3/Sarjana muda, red)
dari Bard High School. Lantas dia memilih masuk Stoony Brook University, dengan
program studi ganda, ekonomi dan kedokteran. Dalam kedua program studi itu,
Harta langsung menginjak semester 5.
Nilainya, sejauh ini, Harta
mengaku selalu mendapatkan nilai A dalam mata pelajaran di kedua program studi
tersebut. tak heran dia mendapatkan beasiswa penuh dari akomodasi hingga tempat
tinggal.
Bagaimana mengatur waktu
belajarnya? “memang sih, memang sibuk. Kacau sedikit menurut saya. Saya bangun
pagi, tidurnya agak malam, tidur jam 12 bangun jam 6. Setelah bangun saya lari,
fitness, makan cepat, mandi cepat. Saya jarang buang-buang waktu seperti
tidur-tiduran. Di kelas saya membaca, dan melakukan semua hal produktif.”
Jelasnya membagi sedikit kiat.
Ya, pandai membagi-bagi waktu
menjadi salah satu kuncinya. Namun kegiatan akademik yang padat itu tak
membuatnya kurang pergaulan alias kuper. Harta juga bersosialisasi dengan teman
dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
“kalau weekend saya jalan dengan
teman-teman, saya sering main rugby, wresting (gulat), ke fitness. Saya juga
menjadi Council of student government (semacam BEM, red), saya juga joint
organisasi bisnis”, papar putra pasangan Candra Harianto dan Judith Harianto.
Ke depanya, Hartadinata ingin
meneruskan S2 di bidang ekonomi. Kemudian, dia berniat untuk kembali ke
Indonesia, untuk membangun rumah sakit.
“saya ingin membuat 2 rumah
sakit. Rumah sakit A, internasional dan profit, dikunjungi bagi mereka yang
mampu. Nah profit dari RS a itu sebagianya dialokasikan ke RS B bagi pasien
menengah ke bawah yang kurang mampu. Subsidikan dana-dana yang didapat dari
rumah sakit A, sehingga orang-orang yang tidak mampu dibantu juga,” kata
penyuka nasi goreng dan nasi otak padang ini.
Dengan prestasinya ini, Harta
juga menularkan semangatnay kepada remaja-remaja Indonesia dengan menjadi
motivator. Dia sudah berkeliling ke beberapa SMA di Jakarta, Bandung, Bogor,
Solo, Yogyakarta untuk menunjukan bahwa remaja Indonesia tak kalah dengan
rekan-rekanya di dunia. Bisa berprestasi di tingkat internasional.
”remaja-remaja kita sangat pintar
dan sangat-sangat mampu dalam kepintaran dan keinginan. Hanya sisi kejuanganya
mereka yang perlu ditambahkan. Butuh dorongan dari guru-guru dan orang tua buat
mereka berjuang. Saya ingin datang ke sekolah-sekolah mencoba membantu memberi
motivasi,” ujar peraih rekor MURI sebagai motivator pendidikan termuda di
Indonesia ini.
Masalah-masalah yang kerap
dijumpai di SMP-SMA di Indonesia, seperti tawuran dan bullying juga tak luput
dari pengamatanya. Menurutnya, peran lingkungan sangat penting untuk mencegah
dan mengatasi hal itu.
“di sini masih kurang rukun,
banyak diantara lingkungan berbeda, perbedaan itu dibikin masalah. Di sana (AS)
perbedaan dihargai, ada organisasi yang memang isinya orang asia, bule dan
mereka bersatu saling membantu,” tutur Harta ketika ditanya solusi mengatasi
tawuran.
Mengenai bullying, di AS juga
ada. Namun Harta mencontohkan untuk mencegah bullying senior pada junior, ada
program dimana seniornya membantu para juniornya. ”Harus ada sistem yang
membuat orang senior mengerti powernya bukan untuk mem-bully junior, tapi juga
untuk membantu,” tegas dia.
Nah, Harta bersedia membagi
rahasianya agar sukses di bidang akademis dan non-akademis seperti yang
dialaminya.
“rahasianya, diaplikasikan kerja
keras. Saya dapat beasiswa bukan karena kepintaran, tapi kepintaran dan
perjuanagn yang sangat keras. Mau jadi insinyur, profesor, businessman, atau
apapun harus kerja keras,” pesan Harta.
Remaja Indonesia, berniat
mengikuti jejak Harta?
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
Saat mendengar dia menjawab
setiap pertanyaan yang diajukan presenter, jujur saya sempat merinding melihat
bagaimana dengan semangat yang berapi-api menjawab setiap pertanyaan, ya...
memang pantas sih dia menjadi seorang motivator penddidikan, karena
kata-katanya mampu memotivasi banyak orang, termasuk saya yang hanya melihat
lewat layar televisi. Ada satu kata-katanya yang masih saya ingat sampai saat
ini, kira-kira begini bunyinya “kejarlah cita-sitamu dengan bekerja keras,
karena apa? Karena semua orang berhak untuk sukses”. Sedikikt lupa sebenarnya
dengan kata-kata aslinya, tapi ya itulah kata-kata yang paling menyindir
sekaligus memotivasi saya, bahwa semua orang berhak atas kesuksesan!!! Saya camkan
itu dalam-dalam di otak saya. Ah,,, orang ini sangat menginspirasi saya,
sungguh. Di tengah kesuksesan yang saat ini tengah dirajutnya, sebenarnya
peluang untuk lebih sukses lebih terbuka di tanah Paman Sam sana, tapi dia
masih tetap ingat dengan tanah kelahiranya, ya Indonesia. jika Harta saja yang
telah berada jauuuuuuh dari negeri kita sendiri ini saja masih mau memberikan
kontribusinya bagi negara tercinta ini, lantas apakah kita yang masih menikmati
udara dan menginjakan kaki di bumi pertiwi ini tidak mau memberikan kontribusi
terbaik bagi negara ini? Malu doooong ...... mari kita belajar dan berusaha sekeras
mungkin, karena mengutip kata Hartadinata, semua orang berhak SUKSES!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar