Bercerita,
curhat, menumpahkan perasaan dan apapun istilah lain untuk menamai kegiatan
yang membutuhkan kemampuan mau untuk mendengarkan orang lain. Kegiatan
bercerita atau curhat ini seakan telah menjadi bagian tak terpisahkan di
kehidupan manusia dari berbagai rentang umur, mulai dari anak-anak (walaupun
intensitas dan kedalaman masalah yang diceritakan biasanya tidak terlalu
kompleks), remaja, dewasa, hingga lansia pun tak pernah lepas dari kegiatan
curhat ini, sebagai pemenuhan atas kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk
sosial yang memang ditakdirkan selalu berbagi dengan sesamanya. Maupun sebagai
bentuk eksistensi bagi dirinya sendiri dan lingkungan di sekitarnya.
Pertanyaanya
kemudian, apakah jika curhat itu memang menjadi kebutuhan dasar dari setiap
orang, apakah setiap orang juga dapat dengan mudahnya mencurahkan semua yang
dirasakan dalam dirinya? Kenyataanya tidak seperti itu rupanya, sejauh yang
saya temui selama hidup saya ini, ada sekelompok orang-orang yang dapat dengan
mudah untuk bercerita atau membagikan apa yang dirasakanya kepada orang lain,
baik perasaan atau permasalahan ringan hingga permasalahan yang sangat kompleks
di dalam hidupnya. orang-orang tipe inipun dapat dengan mudah membagikanya
kepada siapapun yang dia rasa nyaman untuk diajak berbicara, sekalipun mungkin
lawan bicaranya ini belum terlampau dekat dengan dirinya. Orang-orang yang
seperti ini biasanya adalah orang-orang dengan karakter ekstrovert dan juga
periang, atau ada beberapa yang menggolongkanya sebagai seorang sanguinis. Yang
menariknya juga, selain jago berbicara orang-orang seperti ini juga pandai
untuk mendengarkan, walaupun terkadang mendominasi pembicaraan di dalam sebuah
kelompok, tetapi disaat orang lain sedang menumpahkan apa yang menjadi konflik
dalam dirinya, dia juga akan dengan tulus mendengarkan dan memberi saran. Yaaaa
terkadang memang menyenangkan bergaul dengan seseorang yang bersifat seperti
ini, terutama jika kita adalah seseorang yang tidak terlalu jago untuk memulai
suatu pembicaraan dengan orang lain.
Kelompok
kedua adalah justru kebalikan dari kelompok pertama. Si kelompok tertutup atau introvert
ini terkadang atau malah seringnya sangat sulit untuk dikorek mengenai dirinya.
Jika ada masalah kelompok orang-orang ini akan cenderung berusaha menyelesaikanya
sendiri tanpa sebisa mungkin bercerita atau meminta bantuan dari orang lain.
Padahal orang ini memiliki begitu banyak orang yang peduli dan selalu siap
membantu. Hanya, ketertutupan dari orang ini yang membuat orang lain serba
salah dalam membantunya. Menurut saya ini bukanlah sikap tanggung jawab yang
berlebihan, tetapi justru menyalahi kodrat manusia sebagai seorang makhluk
sosial yang memang harus hidup berdampingan dan saling berbagi dengan
sesamanya. Biasanya beberapa kasus yang saya temui, orang-orang dengan sifat
seperti ini sering merasa tidak didengarkan cukup baik oleh sesamanya, saran
yang diberikan dianggap tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang dialami,
dll. walaupun kebanyakan dari kelompok ini adalah seorang good listener atau pendengar
yang sangat baik dan juga pemberi saran yang baik. Mereka memang cenderung
lebih menyukai mendengarkan dibandingkan dengan berbicara. Karena dengan
mendengar mereka merasa mampu memetik lebih banyak pelajaran hidup yang tentu
saja akan sangat berguna bagi dirinya. Jadi sangat cocok bukan bila seorang
ekstrovert berkawan akrab dengan seorang introvert? Mampu saling melengkapi
sifat-sifat satu sama lain.
Sebenarnya
ada satu cerita lain diluar kedua kategori ini. Tetapi ini menurut saya
pribadi, dan berdasarkan pengalaman pribadi juga. karena saya kesulitan untuk mengkategorikan
masuk kemanakah salah satu kawan saya ini. Tipe ketiga ini adalah tipe
orang-orang yang senang berbagi cerita, senang didengarkan, tetapi terkadang
sulit untuk mendengarkan orang lain. Saya yakin, selain teman saya ini,
sebenarnya di luar sana juga banyak tipe-tipe orang yang seperti ini. Tetapi
saya tidak ingin membahasnya lebih jauh. Karena saya merasa sampai dengan
tulisan ini dibuat, saya belum dapat menemukan hal yang baik dari kelompok
orang seperti ini. Khawatir akan menjdai sebuah ketidak adilan manakala saya
menuliskan hal-hal yang baik dari kedua kelompok orang diatas, tetapi tidak
untuk kelompok ketiga ini.
Yah
sebenarnya kelompok manapun kamu termasuk, bercerita itu penting, sangatlah
penting. Kalaupun kamu seseorang yang kebetulan mengalami kesulitan dalam
mengkomunikasikan perasaan kamu secara langsung kepada orang-orang di
sekitarmu, jangan khawatir kamu bisa mulai menggunakan media lain untuk
mencurahkan perasaanmu. Seperti melalui buku diary, ataupun media blog seperti
saya ini. Selamat bercerita !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar