BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Masyarakat
Masyarakat (yang dalam bahasa inggris
disebut dengan society) adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem
semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah
antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen
(saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk
mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Sekelompok manusia
dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan,
serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia
kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Manusia merupakan makhluk yang memiliki
keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya.
Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi
reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial
dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.
Berikut di bawah ini
adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia.
1.
Menurut Selo Sumardjan: masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan.
2.
Menurut Karl Marx: masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu
ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3.
Menurut Emile Durkheim: masyarakat merupakan suau kenyataan objektif
pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4.
Menurut Paul B. Horton & C. Hunt: masyarakat merupakan kumpulan manusia
yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal
di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian
besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
Menurut Soerjono
Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
1. Beranggotakan
minimal dua orang
2. Anggotanya
sadar sebagai satu kesatuan
3. Berhubungan
dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi
dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi
sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama
lain sebagai anggota masyarakat.
2.2 Masyarakat Pedesaan
A.
Pengertian Desa Atau Pedesaan
Berikut ini definisi-definisi
Desa yang dikemukakan beberapa ahli :
1. Sutardjo Kartohadikusuma
Desa adalah suatu kesatuan hukum
dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
2. Bintarto
Desa merupakan perwujudan atau
kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di
suatu daerah, dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan
daerah lain.
3. Paul H. Landis
Desa adalah penduduknya kurang
dari 2.500 jiwa.
Ciri-ciri umumnya sebagai
berikut :
a) Mempunyai
pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b) Ada
pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
c) Cara
berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi
alam, seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang
bukan agraris adalah bersifat sambilan
d) Sistem kehidupannya berkelompok
e) Termasuk
kedalam masyarakat homogen dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat
f) Homogenitas
Sosial
g) Hubungan
primer
h) Kontrol
sosial yang ketat
i)
Gotong-royong
j)
Ikatan sosial
k) Magis
religius
Dalam UU No.
5 Tahun 1979, disebutkan pengertian desa adalah suatu wilayah yang ditempati
oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya
kesatuan masyarakat dan hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah
langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri
dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B. Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Menurut
Ferdinand Tonies, “Masyarakat pedesaan adalah masyarakat gemeinschaft
(paguyuban), dan paguyubanlah yang menyebabkan orang-orang kota menilai sebagai
masyarakat itu tenang harmonis, rukun dan damai dengan julukan masyarakat yang
adem ayem.” Tetapi sebenarnya didalam masyarakat pedesaan kita ini telah mengenal
bermacam-macam gejala, diantaranya sebagai berikut:
a) Konflik (pertengkaran) : Pertengkaran yang terjadi biasanya berawal dari masalah sehari-hari dalam rumah tangga yang akibatnya sering menjalar keluar rumah tangga. Sedangkan sumber pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan, gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
a) Konflik (pertengkaran) : Pertengkaran yang terjadi biasanya berawal dari masalah sehari-hari dalam rumah tangga yang akibatnya sering menjalar keluar rumah tangga. Sedangkan sumber pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan, gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
b) Kontroversi (pertentangan) :
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan
(adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black
magic).
c) Kompetisi (persaingan) :
Masyarakat Pedesaan adalah manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia
biasa dan mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena
itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif.
d) Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan : Masyarakat
pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja
keras tanpa bantuan orang lain, jadi jelas bahwa masyarakat pedesaan bukanlah
masyarakat yang senang diam tanpa aktivitas. Contoh konkrit orang yang bekerja
keras dipedesaan diantaranya, petani. Menurut Mubiyanto petani di Indonesia
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a) Petani itu tidak kolot
b) Narimo (menyerah kepada takdir)
a) Petani itu tidak kolot
b) Narimo (menyerah kepada takdir)
C. Sistem Nilai Budaya Petani Indonesia:
a)
Pada dasarnya para petani menganggap bahwa hidupnya itu sebagai sesuatu hal
yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi mereka menyadari bahwa keburukan
harus dihadapi sebaik-baiknya dengan penuh usaha dan ikhtiar.
b)
Mereka beranggapan bahwa bekerja untuk hidup dan kedudukan jika perlu.
c) Mereka berorientasi masa sekarang, kurang memperdulikan masa depan dan berharap datangnya kembali sang ratu adil yang membawa kekayaan bagi mereka.
d) Mereka menganggap bencana harus diterima dan menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya.
e) Untuk menghadapi masalah mereka bergotong-royong dalam menyelesaikannya.
c) Mereka berorientasi masa sekarang, kurang memperdulikan masa depan dan berharap datangnya kembali sang ratu adil yang membawa kekayaan bagi mereka.
d) Mereka menganggap bencana harus diterima dan menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya.
e) Untuk menghadapi masalah mereka bergotong-royong dalam menyelesaikannya.
D. Unsur-unsur Desa
Desa mempunyai beberapa unsur
diantaranya :
a) Daerah, merupakan luas dan
batas lingkungan geografis setempat.
b) Penduduk, hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
c) Tata kehidupan, menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa.
b) Penduduk, hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
c) Tata kehidupan, menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa.
E. Fungsi Desa
1. Sebagai suatu daerah
pemberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela, disamping bahan
makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan bahan makanan lain yang
berasal dari hewan.
2. Sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja.
3. Dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dan sebagainya.
2. Sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja.
3. Dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dan sebagainya.
Dari definisi
tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian vital bagi keberadaan bangsa
indonesia. Dikatakan vital, karena desa merupakan satuan terkecil dari bangsa
ini yang menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini terbukti keragaman
tersebut telah menjadi kekuatan penyokong bagi tegak dan eksisnya bangsa.
Hampir semua kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan pembangunan
desamengedepankan sederet tujuan mulia, seperti mngentaskan rakyat miskin,
mengubah wajah fisik desa, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat,
memberikan layanan sosial desa, hingga memperdayakan masyarakat dan membuat
pemerintah desa menjadi lebih modern.
Sayangnya,
tujuan-tujuan tersebut belum dapat terealisasikan, karena uang yang digunakan
tersebut disalah gunakan oleh orang yang melaksanakan pembangunan di desa,
seperti pejabat kabupaten, provinsi, bahkan pusat. Pedesaan juga berperan dalam
mengangkut produksi pangan yang akan menentukan tingkat kerawanan dalam jangka
pembinaan ketahanan nasional. Oleh karena itu, peranan masyarakat pedesaan
dalam mencapai sasaran swasembada pangan adalah sangat penting sekali, bahkan
bersifat vital.
F. Ciri- ciri masyarakat desa
Menurut
Talcot Parsons (Individu Dan Masyarakat 2010:60) menggambarkan masyarakat desa
sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mengenal sebagai ciri- ciri
sebagai berikut:
a. Afektifitas,
ada hubungannyadengan perasaan kasih sayang , cinta, kesetiaan, dan kemesraan.
Perwujudan dari sikap tolong menolong terhadap orang lain yang menyatakan
simpati.
b. Orientasi
kolektif, sifat ini merupakan konsekuensi dari afektifitas, yaitu mereka yang
mementingkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang
yang berbeda pendapat, initnya semua harus memperlihatkan keseragaman.
c. Partikularisme,
pada dasarnya adalah semua hal yang berlaku khusus untuk suatu tempat atau
daerah tertentu. Perasaan subyektif, persamaan kebersamaan hanya berlaku pada
kelompok tertentu.
d. Askripsi,
yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus tidak diperoleh berdasarkan
suatu usaha atau tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaaan yang sudah
merupakan kebiasaan atau keturunan.
e. Kekabaran
(diffuseness) sesuatu yang tidak jelas terutama hubungan antara pribadi tanpa
ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakatdesa menggunakan bahasa tidak
langsung untuk menunjukan sesuatu.
Dari
uraian pendapat Taclott Parson dapat terlihat pada masyarakat desa yang masih
murni masyarakatnya.
Adapun ciri yang menonjol pada masyarakat desa antara
lain pada umumnya kehidupannya tergantung pada alam (bercocok tanam) anggotanya
saling mengenal, sifat gotong royong erat penduduknya sedikit perbedaan
penghayatan dalam kehidupan religi lebih kuat.
1. Lingkungan dan Orientasi Terhadap Alam
Desa berhubungan erat dengan alam, ini disebabkan oleh lokasi geografis di daerah desa petani, realitas alam ini sangat vital menunjang kehidupannya. Kepercayaan-kepercayaan dan hukum-hukum alam seperti dalam pola berfikir dan falsafah hidupnya menentukan.
2. Dalam Segi Pekerjaan/Mata Pencaharian
Umumnya mata pencaharian daerah pedesaan adalah bertani, sedangkan mata pencaharian berdagang merupakan pekerjaan sekunder sebagian besar penduduknya bertani.
3. Ukuran Komunitas
Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dan daerah pedesaan mempunyai penduduk yang rendah kilo meter perseginya.
4. Kepadatan Penduduknya
Kepadatan penduduknya lebih rendah, biasanya kelompok perumahan yang dikelilingi oleh tanah pertanian udaranya yang segar, bentuk interaksi sosial dalam kelompok sosial menyebabkan orang tidak terisolasi.
5. Diferensiasi Sosial
Pada masyarakat desa yang homogenitas, derajat diferensiasi atau perbedaan sosial relatif lebih rendah.
6. Pelapisan Sosial
Masyarakat desa kesenjangan antara kelas atas dan kelas bawah tidak terlalu besar.
7. Pengawasan Sosial
Masyarakat desa pengawasan sosial pribadi dan ramah tamah disamping itu kesadaran untuk mentaati norma yang berlaku sebagai alat pengawasan sosial.
8. Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu. Disebabkan oleh luasnya kontak tatap muka dan individu lebih banyak saling mengetahui. Misalnya karena kejujuran, kesolehan, sifat pengorbanannya dan pengalamannya.
1. Lingkungan dan Orientasi Terhadap Alam
Desa berhubungan erat dengan alam, ini disebabkan oleh lokasi geografis di daerah desa petani, realitas alam ini sangat vital menunjang kehidupannya. Kepercayaan-kepercayaan dan hukum-hukum alam seperti dalam pola berfikir dan falsafah hidupnya menentukan.
2. Dalam Segi Pekerjaan/Mata Pencaharian
Umumnya mata pencaharian daerah pedesaan adalah bertani, sedangkan mata pencaharian berdagang merupakan pekerjaan sekunder sebagian besar penduduknya bertani.
3. Ukuran Komunitas
Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dan daerah pedesaan mempunyai penduduk yang rendah kilo meter perseginya.
4. Kepadatan Penduduknya
Kepadatan penduduknya lebih rendah, biasanya kelompok perumahan yang dikelilingi oleh tanah pertanian udaranya yang segar, bentuk interaksi sosial dalam kelompok sosial menyebabkan orang tidak terisolasi.
5. Diferensiasi Sosial
Pada masyarakat desa yang homogenitas, derajat diferensiasi atau perbedaan sosial relatif lebih rendah.
6. Pelapisan Sosial
Masyarakat desa kesenjangan antara kelas atas dan kelas bawah tidak terlalu besar.
7. Pengawasan Sosial
Masyarakat desa pengawasan sosial pribadi dan ramah tamah disamping itu kesadaran untuk mentaati norma yang berlaku sebagai alat pengawasan sosial.
8. Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu. Disebabkan oleh luasnya kontak tatap muka dan individu lebih banyak saling mengetahui. Misalnya karena kejujuran, kesolehan, sifat pengorbanannya dan pengalamannya.
2.3 Masyarakat
Perkotaan
1. Pengertian
kota menurut para ahli:
a.Wirth
kota
adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh
orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
b.
Max Weber
kota
menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar
kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
c.
Dwigh Sanderson
kota
ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
2. Ciri-ciri
kota menurut Talcott Parsons:
a) Netral
Afektif
Masyarakat kota
memperlihatkan sifat yang lebih mementingkan Rasionalisme dan sifat rasional
ini erat hubungannya dengan konsep Gesellschaft atau Association. Mereka tidak
mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang menyangkut
perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya
tipe masyarakat itu disebut netral dalam persaannya.
b) Orientasi
Diri
Manusia dengan
kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri, pada umumnya
dikota tetengga itu bukan orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan
kita oleh Karena itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan
diri pada orang lain, mereka cenderung untuk individualistic.
c) Universalisme
Berhubungan dengan
semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiran rasional merupakan dasar
yang sangat penting untuk Universalisme.
d) Prestasi
Mutu atau prestasi
seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima berdasarkan kepandaian atau
keahlian yang dimilikinya.
e) Heterogenitas
Masyarakat kota lebih
memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen
dalam susunan penduduknya.
Ciri-ciri
masyarakat modern
Ada
beberapa cirri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
a) Kehidupan
keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang
kehidupan yang cenderung kearah duniaan saja.
b) Orang
kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada
orang lain (individualism).
c) Pembagian
kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
d) Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
e) Jalan
kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan pentingnya factor waktu bagi
warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat
mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
f) Perubahan-perubahan
tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima
pengaruh-pengaruh dari luar.
2.5 Hubungan Desa-Kota,
hubunganperdesaan-perkotaan
Masyarakat
pedesaan dan perkotaan bukanlah dua
komunitas yang terpisahkasamasekalisatusama yang lain. Bahkandalamkeadaan yang
wajar diantara keduanya memliki hubungan yang sangat erat, bersifat
ketergantungan karena diantara mereka saling membutuhkan satusama lain.
Misalnya orang kota sangat tergantung dalam memenuhi kebutuhan pangan
sepertisayur, daging dan ikan. “Interface” dapat diartikan sebagai adanya
kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, persoalan itu
sangat sederhana karena telah ada transportasi, pelayanankesehatan, fasilitas
pendidikan, pasardan lain sebagainya.Namun sekarang batas-batas desa dan kota
sudah mulai samar. Konsep kota bias muncul di daerah perdesaan dan sebaliknya
konsep desa dapat muncul di perkotaan. Warga kota tergantung kedesa, warga
perdesaan bias tergantung keperkotaan. Sebagian besar hubungan desa-kota yang
terjadi selama ini diwarnai oleh motif-motif eksploitatif sehingga warga
perdesaan mengalami proses pemiskinan. Karenaitu, warga desa dan kota
perlumelakukan pembangunan kembali membangun hubungan mereka secara setara agar
tercipta hubungan yang lestari.
Secara teoristik, kota merubah
atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:
Ekspansi
kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah
atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan
besaran atau kecepatan yang beranekaragam;
Invasi
kota, pembangunan kota baru misalnya banyak kota baru di Jakarta yang merubah perdesaan
menjadi perkotaan yang berdampak kepada sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya
diganti oleh perkotaan;
Penetrasi
kota kedesa misalnya masuknya produk, perilaku dan nilai kekotaan kedesa;
Ko-operasi
kota-desa, yang pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan
kekota. Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa antara lain:
Urbanisasi dan urbanisme
Urbanisasi
adalah suatu proses berpindahnya suatu penduduk dari desa kekota atau dapat
dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
Sebab-sebabUrbanisasi
Faktor-faktor
yang mendorong pendudukdesa untuk meninggalkan daerah kediamannya (push
factors)
Faktor-faktor
yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota
(pull factors)
Hal-hal
yang termasuk push factors antara lain:
Bertambahnya
penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaanlahan pertaniannya
Terdesaknya
kerajinan di desa olehproduk industry modern
Penduduk
desa, terutama kaum muda merasa tertekan oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan hidup secara monoton
Di
desa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan
Kegagalan
panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir kemarau panjang dsb,
sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
Hal-haltermasukfull
factors antara lain:
Penduduk
desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk
mendapatkan penghasilan
Dikota
lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi
industry kerajinan
Pendidikan
terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat
Kota dianggap
mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan
segala macam kultur kemanusiawiannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar