Jumat, 06 Desember 2013

tak peduli seberapa keras kamu mencoba, kamu tak akan bisa menyangkal apa yang kamu rasa



Tak peduli seberapa keras kamu mencoba, kamu tak akan pernah bisa menyangkal apa yang kamu rasa~anonim



Sedikit galau boleh?
Entah mengapa pertemuan singkat hari selasa kemarin di salah satu tempat perbelanjaan itu bener-bener bikin “kasuwat-suwat” beberapa hari ini. Sedikit (atau mungkin banyak) penyesalan karena tak dapat memanfaatkan momen tersebut sebaik-baiknya. Menyesal mengapa harus gemetar dan panas dingin terlebih dahulu daripada melawan ketakutan itu, entah mengapa aku menjadi begitu pengecut dihadapanmu? Seakan memang aku yang bersalah meninggalkanmu, padahal?.
Hanya memandang punggungmu dari jauh, gelisah? Tentu, setengah mati aku mencoba melawanya. Teman-temanku pun tak tinggal diam, mencoba mengalihkan fokusku dari kebimbangan untuk menghampirimu atau gemetar menahan tangis. Ah hujan, terimakasih telah menahanya beberapa saat disini, terimakasih pula telah membantu membawa pikiranku mengawang-awang mengingat masa dulu.
Dalam hati ada dua sisi yang berontak saling mempertahankan ego masing-masing, menghampirimu? Atau bertahan dengan keangkuhan karena disini akulah yang merasa sakit, masih terlalu terkenang dengan jelas akhir dari kebersamaan kita di gedung fakultas itu, dan aku yakin ego mu sebagai pria mengatakan bahwa aku telah melukai harga dirimu.
Aku memang tak yakin lagi untuk mengiyakan bahwa debar ini masih sama dengan apa yang kurasakan setengah tahun yang lalu, kuyakin tak lagi sama. Ada terlalu banyak alasan untuk merubahnya.
Penasaran? Ah mungkin saja, egoku sebagai wanita selalu mengatakan bahwa aku tak mau terkalahkan oleh wanita lain, apalagi jika kupikir dia tak lebih baik dariku, namun tragisnya mungkin itulah alasanmu dulu pergi :(
Malamnya, aku bersama dengan dia, yang saat ini bersamaku. Dia baik, terlalu baik malah untuk kusia-siakan hanya demi orang yang tak mengerti betapa berartinya aku. Menatap wajahnya membuat aku merasa berdosa, karena telah “kacau” oleh orang lain :(

Sesampainya dirumah, saat membuka media sosial, tulisan om Mario Teguh yang muncul paling atas di beranda membuat semakin tersindir, semakin merasa bersalah


Cara terbaik untuk melupakan mantan, adalah mensyukuri yang sekarang.

Orang yang tidak bisa melupakan mantannya, sesungguhnya sedang sangat tidak menghormati kekasihnya yang sekarang.

Dengannya, dia menjadikan dirinya orang tidak baik, yang sedang menyia-nyiakan harapan baik orang yang mencintainya.

Jika dia meneruskan perilaku yang tidak baik itu, dia akan tetap menderita dengan kerinduan kepada mantannya, dan tidak akan dikenalkan dengan jiwa baik yang dicintai Tuhan.

Tuhan tidak akan menjerumuskan orang baik untuk mencintai orang yang 
 lebih mencintai masa lalunya.


Maaf sayang,  jika kau berpikir wajah sedih yang kutampakan kemarin  adalah karena kekecewaanku kepadamu, tidak!
Jika saja aku punya, tidak! aku bahkan tak punya keberanian untuk bercerita langsung, nampaknya memang nyaliku jauh lebih besar untuk tak menceritakanya kepadamu
 

 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar