Tak
peduli seberapa keras kamu mencoba, kamu tak akan pernah bisa menyangkal apa
yang kamu rasa~anonim
Sedikit galau boleh?
Entah
mengapa pertemuan singkat hari selasa kemarin di salah satu tempat perbelanjaan
itu bener-bener bikin “kasuwat-suwat” beberapa hari ini. Sedikit (atau mungkin
banyak) penyesalan karena tak dapat memanfaatkan momen tersebut sebaik-baiknya.
Menyesal mengapa harus gemetar dan panas dingin terlebih dahulu daripada
melawan ketakutan itu, entah mengapa aku menjadi begitu pengecut dihadapanmu?
Seakan memang aku yang bersalah meninggalkanmu, padahal?.
Hanya
memandang punggungmu dari jauh, gelisah? Tentu, setengah mati aku mencoba
melawanya. Teman-temanku pun tak tinggal diam, mencoba mengalihkan fokusku dari
kebimbangan untuk menghampirimu atau gemetar menahan tangis. Ah hujan,
terimakasih telah menahanya beberapa saat disini, terimakasih pula telah
membantu membawa pikiranku mengawang-awang mengingat masa dulu.
Dalam
hati ada dua sisi yang berontak saling mempertahankan ego masing-masing, menghampirimu?
Atau bertahan dengan keangkuhan karena disini akulah yang merasa sakit, masih
terlalu terkenang dengan jelas akhir dari kebersamaan kita di gedung fakultas
itu, dan aku yakin ego mu sebagai pria mengatakan bahwa aku telah melukai harga
dirimu.
Aku
memang tak yakin lagi untuk mengiyakan bahwa debar ini masih sama dengan apa
yang kurasakan setengah tahun yang lalu, kuyakin tak lagi sama. Ada terlalu
banyak alasan untuk merubahnya.
Penasaran?
Ah mungkin saja, egoku sebagai wanita selalu mengatakan bahwa aku tak mau
terkalahkan oleh wanita lain, apalagi jika kupikir dia tak lebih baik dariku,
namun tragisnya mungkin itulah alasanmu dulu pergi :(
Malamnya,
aku bersama dengan dia, yang saat ini bersamaku. Dia baik, terlalu baik malah
untuk kusia-siakan hanya demi orang yang tak mengerti betapa berartinya aku.
Menatap wajahnya membuat aku merasa berdosa, karena telah “kacau” oleh orang
lain :(
Sesampainya
dirumah, saat membuka media sosial, tulisan om Mario Teguh yang muncul paling
atas di beranda membuat semakin tersindir, semakin merasa bersalah
Cara
terbaik untuk melupakan mantan, adalah mensyukuri yang sekarang.
Orang yang tidak bisa melupakan mantannya, sesungguhnya sedang sangat tidak menghormati kekasihnya yang sekarang.
Dengannya, dia menjadikan dirinya orang tidak baik, yang sedang menyia-nyiakan harapan baik orang yang mencintainya.
Jika dia meneruskan perilaku yang tidak baik itu, dia akan tetap menderita dengan kerinduan kepada mantannya, dan tidak akan dikenalkan dengan jiwa baik yang dicintai Tuhan.
Tuhan tidak akan menjerumuskan orang baik untuk mencintai orang yang
Orang yang tidak bisa melupakan mantannya, sesungguhnya sedang sangat tidak menghormati kekasihnya yang sekarang.
Dengannya, dia menjadikan dirinya orang tidak baik, yang sedang menyia-nyiakan harapan baik orang yang mencintainya.
Jika dia meneruskan perilaku yang tidak baik itu, dia akan tetap menderita dengan kerinduan kepada mantannya, dan tidak akan dikenalkan dengan jiwa baik yang dicintai Tuhan.
Tuhan tidak akan menjerumuskan orang baik untuk mencintai orang yang
lebih
mencintai masa lalunya.
Maaf sayang, jika kau berpikir wajah sedih yang kutampakan
kemarin adalah karena kekecewaanku
kepadamu, tidak!
Jika saja aku punya, tidak! aku
bahkan tak punya keberanian untuk bercerita langsung, nampaknya memang nyaliku
jauh lebih besar untuk tak menceritakanya kepadamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar